Rehabilitasi Irigasi untuk Capai Swasembada Pangan

By Admin

nusakini.com--Persoalan irigasi dan lahan merupakan salah satu bonggol dari persoalan kesejahteraan rakyat. Dua persoalan tersebut juga menjadi pokok dari pemenuhan kebutuhan pangan nasional. Untuk itu, pemerintah akan memusatkan perhatian pada rehabilitasi irigasi. Pemerintah tengah me-review keterkaitan antara irigasi primer, sekunder, dan tersier. 

  “Kita tahu bahwa irigasi primer merupakan kewenangan Pemerintah Pusat. Sementara irigasi sekunder (tergantung luasannya) dan tersier diurusi Pemerintah Daerah. Kita coba me-review ketiganya, supaya tahu kendalanya dan tepat menyikapinya,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution saat meninjau Daerah Irigasi Delta di Sidoarjo sebagai rangkaian acara kunjungan kerjanya ke Jawa Timur, pada Kamis sampai dengan Sabtu (5-7/1). 

  Menurut Darmin, Indonesia sebenarnya sudah dekat dengan swasembada pangan. Hanya kondisinya belum stabil. "Kita butuh sedikit di atas swasembada tapi stabil," katanya sembari menambahkan pemerintah akan fokus pada pengembangan tanaman padi, jagung, tebu, dan hortikultura. 

  Darmin memulai kunjungan kerjanya dengan mengunjungi Perusahaan Industri Pertahanan dan Keamanan Indonesia (Industri Senjata) PT Dahana yang bekerja sama dengan PT Sari Bahari di Malang, Jawa Timur. Industri ini mampu memproduksi roket-roket dan bom yang tak kalah dengan negara lain. 

  Selanjutnya, rombongan menteri ini meluncur ke Universitas Brawijaya (UB). Agenda pertama di kampus UB ini adalah Orasi Ilmiah bertajuk “Pengembangan Ekonomi Digital untuk Mendukung Kewirausahaan”. Acara kemudian dilanjutkan dengan Diskusi Kebijakan Pemerintah dengan Akademisi dan Kepala Daerah, bertempat di Gedung Widyaloka UB. 

  Darmin berpesan, untuk mewujudkan Indonesia yang lebih berdaya saing melalui pengembangan wirausaha dan sektor digital, dibutuhkan kerja sama semua pihak. Tidak hanya pemerintah, tapi juga dunia usaha, akademisi, dan masyarakat luas untuk menciptakan ekosistem yang kondusif. 

  Rangkaian acara kunker selanjutnya berupa peninjauan Situation Room Pengendalian Daerah Aliran Sungai Brantas Perusahaan Umum Jasa Tirta I. 

  “Kita sudah mengunjungi kantor Perum Jasa Tirta I. Kita sudah lihat seperti apa manajemen yang sudah dimonitor dengan elektronik, seperti apa permukaan dan debit air di irigasi primer,” kata Menko Perekonomian. 

  Menurut Darmin, kondisi irigasi primer sebagian besar masih baik, tapi lain cerita untuk irigasi sekunder dan tersier. Tentu kondisi tersebut akan mempengaruhi bagaimana irigasi yang kita punya mengairi sawah-sawah Indonesia. Hal inilah yang akan menjadi salah satu fokus pemerintah. 

  Kemudian, launching agrosegar.com sebagai e-commerce untuk produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kota Wisata Batu menjadi agenda ke-5 dalam kunjungan di hari pertama ini. Kerjasama dan inisiatif seperti agrosegar.com ini juga diharapkan dapat semakin menyebar luas. Dengan demikian, akan semakin banyak daerah yang memiliki kemudahan akses untuk memasarkan potensi dan keunggulan wilayahnya secara online dan borderless. 

  “Saya ucapkan selamat atas keberhasilan launching platform agrosegar.com hari ini. Tapi kita juga harus pikirkan platform di beberapa Kabupaten/Kota lain. Sehingga kita bukan hanya menjadi pasar orang lain. Termasuk dalam hal Teknologi Informasi dan Komunikasi seharusnya kita bisa mentransformasikan menjadi sesuatu yang produktif,” kata Darmin.

  Di hari kedua kunjungan kerjanya, Menko Darmin memulai dengan meninjau Mata Air di Arboretum Sumber Brantas, Kota Batu. Arboretum Sumber Brantas adalah daerah konservasi penyelamatan mata air yang dilakukan Perusahaan Umum Jasa Tirta I. Lahan seluas 19 hektar digunakan sebagai lahan konservasi dengan daya tampung penanaman pohon sebanyak 10.000 pohon. Tujuannya adalah untuk melestarikan sumber mata air Sungai Brantasdan pengumpulan berbagai tanaman langka dan tanaman keras lainnya. 

  Perjalanan dilanjutkan ke Koperasi Sinau Andhandani Ekonomi (SAE) di Pujon, Kabupaten Malang. Koperasi SAE merupakan koperasi susu terbesar di Jawa Timur. Kerja sama Nestle dan koperasi ini untuk peternakan yang berkelanjutan, serta berfokus pada Pakan, Ternak, Populasi dan Genetik. 

  “Ini harus ada solusi untuk air, pakan dan kandang. Untuk pakan dan kandang kita perlu upayakan agar bisa menggunakan KUR. Kita akan coba hitung seperti apa siklusnya, khusus untuk peternakan. Untuk itu, juga perlu disiapkan modelnya,” terang Darmin.  

  Menko Perekonomian beserta 4 Menteri lainnya juga mengunjungi Pabrik Pengolahan Susu PT Greenfields Malang. Selanjutnya sebagai acara penutup, Menko Perekonomian meluncur ke Sidoarjo untuk meninjau Daerah Irigasi Delta, yang juga sebagai Juara ke-3 Pemilihan Lomba Operasi dan Pemeliharaan (O&P) Daerah Irigasi Teladan Tingkat Nasional Tahun 2016.  

Persoalan lain yang sedang dikaji pemerintah adalah mengenai penggunaan lahan di setiap pulau. Untuk itu, Darmin sempat berpesan kepada Pemerintah Daerah (Pemda) setempat “Tolong ditahan konversi lahan sawah menjadi bukan sawah. Kita harus bisa mempertahankan lahan sawah berkelanjutan. Hanya dengan begitu kita bisa mempertahankannya dan swasembada akan berjalan dengan lebih baik. Mudah-mudahan kita lebih cepat mensejahterakan rakyat kita dan memenuhi kebutuhan pangan kita,” harap Darmin.

  Secara keseluruhan, semua kunjungan kerja yang dilakukan Menko Darmin beserta rombongan ini adalah untuk mengecek situasi di lapangan secara langsung, terutama yang berkaitan dengan masalah pangan, irigasi, dan perdagangan. 

  Dalam kunjungan kerja (kunker) ke Jatim ini, Menko Perekonomian didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Staf Khusus Bidang Informasi – Juru Bicara Presiden Johan Budi, Gubenur Jawa Timur Soekarwo, Pimpinan Pemda setempat, dan pejabat Kementerian/Lembaga terkait. Kunker ini meninjau 5 tempat yaitu Batu, Malang, Sidoarjo, Surabaya, dan Mojokerto. (p/ab)